Membangun & Memelihara Sumber Pangan Sedunia
Oleh: T. Ngadiman
Ketika Gereja Katolik berbicara mengenai pangan, ada keprihatinan pada upaya secara berlanjut akan tersedianya pangan dan memelihara keutuhan ciptaan Tuhan. Allah menciptakan alam dan segala isinya adalah baik adanya (Kej 1:31). Manusia dengan akal dan budinya mampu membangun sumber pangan (Kej 1:26). Namun kondisi saat ini ada 1 dari 6 orang di dunia ini terancam kelaparan (Laporan World Food Summit 17 Nopember 2009).
Gereja Katolik mempelopori gerakan dan aksi solidaritas yang lebih nyata. Bapa Suci Paus Benediktus XVI dalam Ensinklik Caritas In Veritate (2010) menegaskan pembaharuan paham tentang “Option for the poor.” Dengan memberikan kesediaan orang Katolik untuk menyediakan miliknya bagi sesama yang kurang berada. Semua yang ada pada kita diberikan secara gratis, maka kita harus memberikan pula secara bebas pula, sebab semua datang karena cinta Allah.
Menjelang Hari Pangan Sedunia: Perlu Perubahan Mindset
Menyambut Hari Pangan Sedunia 12 Okt 2010 Dekan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, menilai perlu perubahan mindset di bidang pertanian. Alasannya, pemerintah hingga saat ini belum memperlihatkan keberpihakan yang cukup untuk sektor ini. Jika mungkin, bahkan perlu dilakukan gerakan untuk para perumus kebijakan di bidang ini. Hal itu terlihat dari anggaran pada APBN yang dialokasikan di sektor pertanian masih sangat kecil, tidak sebanding dengan alokasi untuk sektor lain, semisal pendidikan. Pertanian semestinya mendapatkan perhatian khusus.
Persiapan Hari Pangan Sedunia 2010 Paroki Sragen
Persiapan Perayaan Hari Pangan Sedunia Tahun 2010
Paroki St. Perawan Maria Di Fatima Di Sragen
Oleh: Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr
SEJARAH HPS
Sejarah peringatan Hari Pangan Sedunia bermula dari konferensi Food and Agriculture Oganization (FAO) ke 20, bulan Nopember 1976 di Roma yang memutuskan untuk dicetuskannya resolusi No. 179 mengenai World Food Day (Hari Pangan Sedunia). Resolusi disepakati oleh 147 negara anggota FAO, menetapkan bahwa mulai tahun 1981 segenap negara anggota FAO setiap tanggal 16 Oktober memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS). Perlu juga diketahui bahwa tanggal 16 Oktober adalah hari berdirinya FAO. Tujuan dari peringatan HPS tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional.
Hari Pangan Sedunia (HPS) atau World Food Day adalah satu momen di mana masyarakat dunia diajak untuk merefleksikan dan memperhatikan kembali kondisi pangan dunia. Di banyak tempat, khususnya di negara-negara sedang berkembang, ketersediaan pangan tidak mencukupi, sehingga masyarakatnya diancam bahaya kelaparan. Masyarakat dunia perlu disadarkan atas situasi ini sehingga diharapkan tumbuh kerjasama untuk memperbaiki kondisi ini; membantu mereka yang lapar, miskin dan yang tertindas.
KETERLIBATAN GEREJA
Kehadiran gerakan HPS dalam Gereja kita sudah berlangsung sejak tahun 1982. Gereja melibatkan diri dalam gerakan HPS karena gerakan tersebut selaras dengan tugas perutusan Yesus yang terungkap dalam Perayaan Ekaristi. Kita semua tahu bahwa Perayaan Ekaristi adala pusat dan puncak perayaan iman serta perayaan syukur akan kenangan yang sekaligus penghadiran kembali Yesus yang menjadikan diri-Nya menjadi sumber makanan dan minuman, yang dilambangkan dalam rupa roti dan anggur bagi keselamatan umat manusia. Ekaristi bisa ditempatkan sebagai jiwa kemanusiaan untuk mengembangkan ketersediaan pangan yang menyejahterakan bagi semua orang. Dengan kata lain bagi kita spiritulitas HPS adalah spiritualitas ekaristi.
Pesan perutusan Yesus dalam Ekaristi sangat jelas dan tegas: menjadikan diri-Nya untuk dibagi-bagi dan menjadi makanan kehidupan bagi banyak orang. (bdk. doa persiapan konsekrasi). Semakin tegas lagi Tuhan memberi perintah kepada kita untuk memberi makan kepada sesama, seperti yang ditulis dalam Injil: “Kamu harus memberi mereka makan.” (Mrk 6:37; Mat 14:16; Luk 9:13). Atas dasar spiritualitas HPS ini Gereja Katolik terpanggil dan mendorong umat dan masyarakat untuk menumbuhkan dan mengembangkan ketersediaan pangan yang berdaulat, berkeadilan dan berkelanjutan bagi kesejahteraan hidup manusia dan keutuhan ciptaan.
Dengan demikian keterlibatan Gereja Katolik dalam gerakan HPS bukan terutama persoalan teknis tetapi persoalan etis, moral bahkan iman. Gereja melibatkan diri lebih sebagai pendorong, penggerak dan motivator (boleh juga dalam arti positif sebagai provokator, tukang “ngompori” atau penyebar “virus HPS”) bagi umat untuk mempunyai perhatian pada soal ketersediaan pangan dan membangun gerakan bersama dalam memastikan ketersediaan pangan yang bermutu.
Selain itu, dasar keterlibatan Gereja adalah keberpihakannya pada kaum miskin yang tidak bisa mendapatkan haknya atas pangan. Kita berharap dengan peringatan HPS ini kita sebagai Gereja dan bagian utuh dari masyarakat bisa semakin ikut andil dalam mengupayakan hak atas pangan bagi siapa pun juga, terlebih yang lemah, miskin dan tersingkir.
TEMA HPS
Badan Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa FAO menetapkan tema HPS 16 Oktober 2010: “Feeding One Billion Hungry” (Memberi Makan Satu Milyar Orang Lapar).
Panitia HPS KWI memandang tema tersebut sebagai ajakan menggalang solidaritas masyarakat dunia yang membutuhkan waktu panjang. Tidak mungkin membantu memberi makanan hanya untuk sekali makan. Oleh karena itu KWI menetapkan tema besar untuk 3 tahun, “Menyelamatkan Pangan Untuk Semua”. Tema ini dijabarkan dalam sub tema tahunan:
Tahun 2010 : Membangun dan Memelihara Sumber Pangan
Tahun 2011 : Kamu Harus Memberi Mereka Makan
Tahun 2012 : Membangun Kecukupan Pangan Bagi Semua Orang
Arsip Berita HPS 2009 Sragen di Media Massa
Pesta Rakyat HPS 2009
PESTA RAKYAT
Jumat, 16 Oktober 2009, Pukul 18.00 WIB
Kompleks Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
Berbagi aneka makanan dan hasil bumi sebagai ungkapan syukur atas Hari Pangan Sedunia
Misa Syukur Hari Pangan Sedunia & Krisma 2009
MISA SYUKUR HARI PANGAN & KRISMA
Bersama Uskup Agung Semarang: Mgr. Ignatius Suharyo
Jumat, 16 Oktober 2009, pukul 16.00 WIB
Tempat: di Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
Minum Susu & Makan Telur bersama anak-anak oleh Bupati Sragen & Uskup Agung Semarang
PENCANANGAN HARI MINUM SUSU & MAKAN TELUR BARENG UNTUK ANAK ANAK
Oleh:
– Bupati Sragen: H. Untung Wiyono
– Uskup Agung Semarang : Mgr. Ignatius Suharyo, Pr
Jumat, 16 Oktober 2009, pukul 10.00 WIB
Tempat: Halaman Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
Aneka Lomba Anak & Remaja HPS 2009
ANEKA LOMBA DALAM RANGKA HARI PANGAN SEDUNIA 2009 DI PAROKI SRAGEN
LOMBA MEMASAK DENGAN BAHAN MAKANAN ORGANIK BAGI KAUM MUDA
Minggu, 11 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB :
LOMBA ANAK & REMAJA :
Jumat, 16 Oktober 2009, pukul 09.00 WIB
• LOMBA MEWARNAI yang bertema tentang Pangan (bagi Anak-anak TK s/d SD kelas 1-3)
• LOMBA MELUKIS YANG bertema tentang Pangan (bagi anak-anak SD kelas 4 s/d SMP)
• LOMBA MERANGKAI SAYURAN (bagi remaja)
• LOMBA MENGHIAS TUMPENG (bagi Remaja)
Seminar Hari Pangan Sedunia 2009 di Sragen
Pelaksanaan :
Hari, tanggal: Jumat, 16 Oktober 2009
Waktu : 09.00 WIB
Tempat: Halaman Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
Tema : ”Spiriitual Hak Atas Pangan”
Narasumber: Rm. Gregorius Utomo, Pr
Sambutan :
- Rm. Ign. Djono Wasono, Pr (Vikep Surakarta & Penyelenggara HPS)
- Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Agung Semarang)
Keynote Speaker : H. Untung Wiyono (Bupati Sragen)
Komentar Terbaru